Dalam sebuah teori pusaran, tersebutlah bahwa area yang terdampak besarnya gesekan adalah area yang semakin jauh dari pusaran.
Area yang sangat tenang dalam sebuah teori pusaran adalah area pusat pusaran.
Artinya: semakin jauh dari titik pusat pusaran, maka makin besar pula
gaya gesek yang dialami partikelnya, begitu pula sebaliknya.
Jika
seorang manusia berada makin jauh dari pusat pusaran, maka makin
kencang gesekan yang dialaminya, makin kencang perputaran dirinya dalam
melingkari pusat pusaran.
Dunia ini sangat cepat berputar.
Memabukan bagi siapa saja yang berada di dalamnya. Haru dinamika dan
berbagai suka duka dalam kehidupan dunia, sangatlah cepat dan bermilyar
ragamnya. Sungguh cepat tak terkira.
Menurut pusaran waktu, seorang
manusia hendaknya "bersedia" ketika Sang Khalik meletakkan dirinya
keluar dari lingkaran terjauh dari pusaran waktu, menuju pendekatan pada
pusaran waktu. Bayangkan saja sakitnya manusia, ketika dia harus keluar
sejenak dari lingkaran kebiasaannya menuju lingkaran yang lebih dekat
dengan pusaran waktu, yang notabene di luar lingkaran kebiasaannya.
Di saat seorang manusia "meloncat/dipaksa" oleh Sang Khalik, maka serasa
enggan untuk keluar dari lingkaran kebiasaannya semula. Manusia
cenderung enggan "berpisah sejenak" dari lingkaran semula. Padahal
semakin menuju pusaran, makin tenang seorang manusia dalam berjalan atas
waktu
Seorang manusia terkadang tidak menyadari, tidak mau
berkorban atas dirinya, untuk meninggalkan sejenak lingkar kebiasaannya,
menuju ketenangan ruhani yang hakiki, mencoba untuk mendekat pada pusat
pusaran waktu. Takut meninggalkan kecepatan lingkar yang dilaluinya,
kecepatan lingkar suksesnya, kecepatan lingkar kehidupannya.
Padahal sesungguhnya, manusia membutuhkan ketenangan ruhani yang hakiki,
yang jauh dari lingkar hingar bingar kehidupan, agar kehidupan bisa
selaras.
Keluar menjauh dari pusat pusaran waktu pun sangat tidak
baik. Karena "eksitasi" ini dapat melempar seorang manusia dari fitrah
waktunya. Meskipun energi yang dihasilkan sebesar energi atom pun, namun
energi menuju pusat pusaran jauh lebih besar lagi.
Inilah
pengorbanan seorang manusia dalam mempertahankan eksistensinya dalam
kehidupan ini. Pengorbanan dalam mencoba mendekati pusat pusaran waktu,
mencoba mencapai ketenangan dalam pusaran waktu yang luarbiasa ini.
Jika setiap manusia dapat mengikuti pola pendekatan ke arah pusat
pusaran waktu, maka akan damai sentosa peri kehidupan ini. Manusia akan
menyadari arti dirinya dalam kehidupan ini, dapat menyadari setiap
maksud Tuhan dalam segala lini kehidupannya, sehingga menghasilkan
manusia-manusia yang bijaksana dalam kehidupan.
Sesungguhnya Sang
Waktu diciptakan tidaklah selain untuk lebih mendekatkan diri pada
Tuhan Yang Maha Pencipta, bukan untuk makin menjauh dari-Nya.
#Wallahualam
#Daily_notes (fitrullah)