(gambar diambil dari
Jika mendengar salah seorang mantan guru sekolahmu yang sakit diabetes akut, sering hanya bersifat simpati dan mendoakan, tapi juga bisa dengan memberi saran obat ataupun bantuan obat sekalipun.
Tidak bagiku untuk semuanya, karena kesuksesan kita saat ini adalah sebuah ujian bagiku untuk tetap stabil memberi perhatian dan support semaksimal mungkin agar terjadi perbaikan kesehatan pada mantan guru sekolahku.
Perjuangan sekolah yang sangat berat sejak SD hingga kuliah, dengan minimnya biaya sekolah, maka aku sangat dibantu oleh berbagai pihak baik guru-guruku dan masyarakat. Beliau-beliau dengan tulusnya meringankan SPP ku, uang LKS, dan berbagai kebutuhan sekolah lainnya.
Karena itulah, aku harus menetapkan mentalku sejak awal agar tidak lupa akan asal muasal, tentang budi baik orang-orang yang sudah begitu tulus mensupport diriku.
"Saat kumendengar ada salah seorang guruku menderita diabetes akut, tergetar hati ini. Aku segera mencari informasi keberadaan beliau hingga berbulan-bulan lamanya. Tidak mudah untuk menelusuri alamat beliau.
Nah, tempo hari aku sudah mendapatkan alamat beliau dan aku harus melakukan yang terbaik untuk membantu beliau dengan segala riset diabetes yang sudah kulakukan agar hadir senyum kembali di wajah beliau. "
Kalau bukan kita, siapa lagi, lakukan yang terbaik yang harus kau lakukan, atas nama Tuhan Yang Maha Kuasa, bukan atas pamrih!
Semua perjalanan ini kucatat agar aku ingat dan selalu terpatri dalam sanubariku untuk tetap terus melangkah demi misi kemanusiaan, baik detik ini, esok dan seterusnya.
FITRULLAH, ST
the researcher for Global Society Care
Tidak ada komentar:
Posting Komentar