#Siapakah_yang_Lebih_Kaya_akan_Syukur_di_antara_Kita_dibandingkan_Beliau_mrs_XYZ?
"Alhamdulillah Mas, sekarang bengkak saya mengempis. Kemarin-kemarin rasanya cenat-cenut setiap hari. Sudah disuntik dan lain-lain tapi tetap cenat-cenut. Matur suwun Mas", kata seorang perempuan tua pada saya (sebut saja mrs XYZ).
Mrs XYZ ini hidup amat sederhana, mungkin jauh dari kata sederhana, karena hidupnya sehari-hari sering mengambil sayur di pinggir-pinggir rumah atau sawah. Ketika dialog dengan saya, beliau sangat bersyukur hanya dengan uang kira-kira Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,- per bulan. Wajahnya pun tak nampak gusar/ susah, namun berseri-seri seraya banyak bersyukur.
"Disyukuri Mas semua pemberian Gusti Allah ini, diberi hidup dan sehat sudah cukup," ujar beliau.
"Bawa Mas, buah pepaya ini, dari pohon saya satu-satunya," kata beliau saat mau berpisah.
Tak kuasa saya menolaknya karena melihat sukacita dan ketulusan beliau.
Itulah cerita tentang buah pepaya ini, milik beliau satu-satunya, yang menurut keterangan beliau sering dibuat pengganjal perut di saat uang habis. Bayangkan saja dengan serba kekurangan beliau, masih sukacita memberikan harta hidup sehari-hari (pepaya) demi rasa syukur atas Nikmat kesembuhan dari Gusti Allah.
Perbandingan sangat jauh dengan kita atas Rasa Syukur yang ada. Jujur saya akui, beliau lah orang kaya sesungguhnya luar dalam. Karena itulah Allah mempertemukan kami agar saya mendapat hikmah kehidupan.
#SelfReminder
#Fitrullah
#Nb: Dialog saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia, dari dialog gado2 Jawa-Indonesia, tidak mengurangi arti sebenarnya.
"Alhamdulillah Mas, sekarang bengkak saya mengempis. Kemarin-kemarin rasanya cenat-cenut setiap hari. Sudah disuntik dan lain-lain tapi tetap cenat-cenut. Matur suwun Mas", kata seorang perempuan tua pada saya (sebut saja mrs XYZ).
Mrs XYZ ini hidup amat sederhana, mungkin jauh dari kata sederhana, karena hidupnya sehari-hari sering mengambil sayur di pinggir-pinggir rumah atau sawah. Ketika dialog dengan saya, beliau sangat bersyukur hanya dengan uang kira-kira Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,- per bulan. Wajahnya pun tak nampak gusar/ susah, namun berseri-seri seraya banyak bersyukur.
"Disyukuri Mas semua pemberian Gusti Allah ini, diberi hidup dan sehat sudah cukup," ujar beliau.
"Bawa Mas, buah pepaya ini, dari pohon saya satu-satunya," kata beliau saat mau berpisah.
Tak kuasa saya menolaknya karena melihat sukacita dan ketulusan beliau.
Itulah cerita tentang buah pepaya ini, milik beliau satu-satunya, yang menurut keterangan beliau sering dibuat pengganjal perut di saat uang habis. Bayangkan saja dengan serba kekurangan beliau, masih sukacita memberikan harta hidup sehari-hari (pepaya) demi rasa syukur atas Nikmat kesembuhan dari Gusti Allah.
Perbandingan sangat jauh dengan kita atas Rasa Syukur yang ada. Jujur saya akui, beliau lah orang kaya sesungguhnya luar dalam. Karena itulah Allah mempertemukan kami agar saya mendapat hikmah kehidupan.
#SelfReminder
#Fitrullah
#Nb: Dialog saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia, dari dialog gado2 Jawa-Indonesia, tidak mengurangi arti sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar