f11a4da3e827.html

df36a31bf43d
"Dukungan Allah itu jauh lebih penting dari dukungan manusia manapun. Karena hanya sedikit manusia yang bisa tegak lurus sesuai ridho-Nya sehingga dukungan manusia tersebut bisa baik. Allah sebaik-baiknya pemberi dukungan karena semesta alam pun pasti mendukung". @Fitrullah Official ( Fit4global)

Ketikkan yang ingin Anda Cari!

USDIDR and Other Currency Research (untuk Keseimbangan Sektor Riil dan Non Riil)

ISTRI ADALAH CERMINAN SUAMI, dan SEBALIKNYA, SUAMI ADALAH CERMINAN ISTRI

Pria dan wanita disatukan dlm ikatan pernikahan adalah untuk penggenap 100% agama. 50% ada di pria dan 50% ada di wanita.

Wanita itu lembut secara kodrati krn itu wanitalah yg dianugerahi Allah untuk melahirkan bayi yg lembut. Hanya unsur sejenis yg mampu memahami sifat unsur sejenisnya. Kulit bayi, perasaan bayi, gerakan bayi dll semuanya serba lembut.
Dorongan fitrah seorang wanita yg menjadi ibu, akan segera menyiapkan makanan terbaik yg dimaksud bayinya. Jiwa ruhaniah yg ditanamkan Allah adalah berasal dari rahim wanita (ibu). Sangat jelas mengapa ibu memiliki garis ruhaniah kuat terhadap bayinya dan karena itulah restu seorang ibu adalah doa jalan sukses seorang anak.

Hubungan wanita dan pria dlm mahligai perkawinan itu bukan sekadar masalah hak dan kewajiban suami istri, melainkan pada tujuan dari perkawinan itu sendiri, yaitu bersama2 mengharap ridho dan tunduk pada hukum Allah dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Hal ini sesuai dengan fitrah manusia bahwasanya manusia diturunkan ke dunia adalah tidak lain untuk beribadah pada Allah.

Kenapa wanita (istri) tergerak untuk memberi yg terbaik untuk suaminya, begitu juga sebaliknya? Itu tidak lain karena masing2 sudah menjadi 100% keutuhan saling melengkapi.
Istri sebagai wanita, memiliki perbandingan rasa : akal = 9:1, sedang suami sebagai pria memiliki rasa : akal = 1:9.
Wanita tanpa pria, cenderung kurang berfikir logis, nalar, atau yang membutuhkan fungsi akal. Namun rasa sangatlah tajam. Hal ini rawan terumbarnya hawa nafsu.
Sedang pria sebaliknya, cenderung kurang mampu berperasaan setajam wanita, namun pastilah tajam akal fikirannya. Hal ini rawan angkara murka sombong angkuh tak terkendali.
Sangat jelaslah bahwa cermin suami adalah istri, dan cermin istri adalah suami. Masing2 harus belajar kekurangannya masing2, agar dapat selaras dalam ibadahnya pada Allah.

Itulah sejatinya pria dan wanita dalam fungsinya sebagai suami istri. Tidak boleh menyalahkan istri/ suami dengan menyebut kekurangannya, karena sesungguhnya apa yang tampak di istri itulah cerminan (gambaran) diri suaminya, begitu juga sebaliknya. Tegakkan sajalah tugas masing2 suami/istri untuk Allah semata, niscaya lawan pasangan kita akan berubah menjadi lebih baik atas ijin-Nya.

Jika seorang suami atau istri sudah begitu tulus beribadah kehadirat-Nya dan sementara pasangan masing2 belum juga berubah ke arah yg lebih baik menurut Allah, niscaya Allah memiliki rencana yang jauh lebih baik dan indah untuk masing2 insan menurut Allah SWT ke depannya.

Yang pasti itulah salah satu cara Allah dalam "mendidik dan menempa" masing2 manusia sesuai kadar kemampuannya masing-masing.

Jika dirasa ada kebenaran dalam tulisan ini, itu semata karena Allah Yang Maha Besar. Namun jika ada kekeliruan dalam tulisan ini, itu jelas karena kekurangan saya sebagai manusia biasa, mohon dimaklumi dan dimaafkan.

FITRULLAH
the researcher

Tidak ada komentar:

Posting Komentar