Gempa saling bersahutan...
dari pangkal hingga ujung, dari dasar hingga permukaan....
Beragam macamnya hingga bisa dirasakan banyak manusia di atasnya....
Gempa itu tanah yang bergetar, yang bergetar itu jiwanya.
Tidak menyatu antar tanah akibat jiwa tanah itu gelisah.
Manusia,
tersusun atas partikel tanah hingga membentuk daging dan tulang, dengan jiwa yang bersemayam di dalamnya.
Manusia dengan partikel tanah yang menyusunnya adalah sejenis dengan tanah yang dipijaknya, tanah kelahiran, tanah tumpah darah, tanah tempat memanjatkan doa.
Kegelisahan jiwa gempa adalah cerminan jiwa-jiwa manusia di atasnya.
Coba perhatikan dengan seksama, dari belahan bumi hampir semuanya ada gempa. Di satu sisi, banyak manusia yang tidak merasa sejiwa meski sama-sama berasal dari jenis yang sama, yaitu sama-sama dari tanah.
Jiwa yang bersemayam dalam raga (yang berasal dari tanah ini) merasa terpisah dari pemahaman keselarasan dengan raga lainnya (yang juga berasal dari tanah).
Ego dimunculkan, pembenaran tanpa instropeksi diagungkan, dan keselarasan kesejenisan diabaikan (meski paham sama-sama berasal dari tanah).
Gempa ini adalah cerminan diri kita semua, bahwa jiwa kita haus akan ikatan kuat kebersamaan di bawah naungan ridho Ilahi.
Masih belum sadarkah kita semua atas petunjuk alam ini?
Mari kita sama-sama instropeksi diri, mengakui kesalahan diri masing-masing, mendudukkan ego di titik paling dasar,.....
....selagi masih diberi waktu untuk itu....sebelum semuanya menjadi serba terlambat. Wallahu alam.
(fitrullah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar