Bertahun-tahun lamanya guru th menderita diabetes mellitus. Sudah mengalami komplikasi hingga sering mengalami stroke. Harta bendanya pun hampir ludes digunakan untuk berobat, meski tak kunjung sembuh.
Meski demikian, beliau masih berusaha berjuang untuk hidup, tetap semangat di tengah penyakit yang dideritanya. Baginya jarak tempuh bersepeda hingga kira-kira 40 km bukanlah halangan untuk terus bisa menghidupi keluarganya.
Ya, untuk itulah aku hormat pada beliau, atas perjuangan yang pantang putus asa atas hidupnya.
Aku ingat bulan lalu, saat kutemui beliau di rumahnya, dalam kesederhanaan yang mencoba bertahan hidup di tengah penyakit Diabetes Mellitusnya, beliau menangis haru saat kuutarakan niatku untuk membantu beliau memerangi diabetesnya.
Pagi ini kutemui lagi guru th di sekolahnya, kujabat tangan beliau agar kuat menjalani hidup ini, tetap semangat. Guru th pun menangis haru :
" Alhamdulillah mas sejak mengikuti saran mas, kadar gula saya mulai normal. Buang air Besar (BAB) saya juga sangat lancar dari sebelumnya. Badan saya sekarang menjadi lebih bugar beberapa minggu ini. Ini hasil labnya Mas, kadar gula mulai normal" kata beliau sambil membuka lembaran kertas dari saku kemejanya.
Tak kusangka jika beliau telah mempersiapkan kertas hasil lab tersebut dan dibawanya hanya untuk berbagi kebahagiaan denganku,
kujabat tangan beliau sambil kukuatkan hatinya:
" kadar gula bapak mulai normal, bab juga mulai normal, jangan fikirkan apapun termasuk biaya karena hal ini menjadi kewajiban saya untuk terus mensupport bapak untuk memerangi diabetes mellitus ini, selama saya masih mampu melakukannya. Bapak fokus pada gaya hidup sehat ini, biar bapak lekas sembuh dari Diabetes ini. Bapak sekarang tidak sendirian karena ada saya. Percayalah, Allah Maha Mendengar doa kita, ketulusan kita, agar bisa tetap bermanfaat untuk masyarakat seperti halnya yang sudah bapak lakukan selama ini untuk anak-anak didik bapak".
Singkat kata, aku pun berpamitan pada beliau, dengan membawa kebahagiaan tersendiri bagiku. Tetesan air mata bahagia beliau dan semangat untuk bisa sembuh dari diabetes merupakan hadiah Tuhan padaku pagi ini.
FITRULLAH, ST
Global Society Care
www.fitrullah.com
Note: Gambar diambil dari internet hanya sebagai ilustrasi semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar